Perbandingan Algoritma Wagner-Within dan Part Period Balance Mempertimbangkan Total Inventory Cost Pada PT LF Beauty Indonesia

Dea Khansa Febrianti

Abstract


Sistem produksi yang efektif dan efisien dapat diperoleh dari perencanaan produksi yang tepat, salah satunya adalah persediaan material yang baik. Hal tersebut dilihat dari ketersediaan material sesuai dengan yang dibutuhkan dan minimnya biaya yang dikeluarkan untuk inventory cost. Faktanya, pada PT LF Beauty Indonesia masih terjadi kelebihan bahan baku yang menimbulkan adanya stock yang tidak kunjung diproses. Tujuan penelitian ini ialah menentukan jumlah pemesanan bahan baku Carnauba Wax yang optimal, sehingga dapat mencapai efisiensi biaya pengadaan kebutuhan bahan baku. Metode yang digunakan diantaranya yaitu Lot For Lot, Algoritma Wagner-Within, dan Part Period Balance. Dengan menggunakan lot sizing Lot For Lot yang tidak memperhatikan biaya dan frekuensi pemesanan, terjadilah pembengkakakn biaya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan pemesanan kebutuhan beberapa periode sekaligus dan menyeimbangkan biaya pesan terhadap biaya simpan yang dilihat dari nilai PP (Part Period) ≤ EPP (Economic Part Period). Maka, diperoleh metode lot sizing terbaik untuk kasus ini ialah metode Part Period Balance dengan total inventory cost terkecil sebesar Rp 26.198.333,43,-. Jumlah frekuensi pemesannya pun hanya 4 kali untuk 5 bulan, sehingga dapat meminimalkan biaya pesan.Sistem produksi yang efektif dan efisien dapat diperoleh dari perencanaan produksi yang tepat, salah satunya adalah persediaan material yang baik. Hal tersebut dilihat dari ketersediaan material sesuai dengan yang dibutuhkan dan minimnya biaya yang dikeluarkan untuk inventory cost. Faktanya, pada PT LF Beauty Indonesia masih terjadi kelebihan bahan baku yang menimbulkan adanya stock yang tidak kunjung diproses. Tujuan penelitian ini ialah menentukan jumlah pemesanan bahan baku Carnauba Wax yang optimal, sehingga dapat mencapai efisiensi biaya pengadaan kebutuhan bahan baku. Metode yang digunakan diantaranya yaitu Lot For Lot, Algoritma Wagner-Within, dan Part Period Balance. Dengan menggunakan lot sizing Lot For Lot yang tidak memperhatikan biaya dan frekuensi pemesanan, terjadilah pembengkakakn biaya. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan pemesanan kebutuhan beberapa periode sekaligus dan menyeimbangkan biaya pesan terhadap biaya simpan yang dilihat dari nilai PP (Part Period) ≤ EPP (Economic Part Period). Maka, diperoleh metode lot sizing terbaik untuk kasus ini ialah metode Part Period Balance dengan total inventory cost terkecil sebesar Rp 26.198.333,43,-. Jumlah frekuensi pemesannya pun hanya 4 kali untuk 5 bulan, sehingga dapat meminimalkan biaya pesan.


Keywords— Lot Sizing, Material Requirement Planning, Inventory Management, Demand Forecasting


Refbacks

  • There are currently no refbacks.