Penerapan Metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Untuk Mengurangi Masalah Ergonomi dan Gangguan Muskuloskeletal Pada Stasiun Kerja Barrel di PT. Soen Permata

reno pratama edi

Abstract


Tujuan Penelitian adalah untuk menganalisis kemampuan pekerja terhadap tugas yang meliputi berbagai faktor risiko kerja yang khususnya mempengaruhi anggota tubuh badan bagian atas yaitu lengan, seperti pengulangan, sikap dan pergerakkan tubuh yang kaku, dan lain-lain yang didefinisikan sebagai faktor tambahan, metode OCRA merupakan metode dengan analisis yang dalam serta andal untuk menganalisis kondisi stasiun kerja dengan pekerjaan yang berulang dan metode OCRA dapat memperkirakan risiko kerja di setiap tempat kerja namun tidak untuk beberapa operator sekaligus (untuk satu operator), penerapan metode ini digunakan untuk pencegahan dan juga memperbaiki proses interaksi antara manusia dan objek kerjanya agar tercipta proses produksi yang sangat baik. Dalam mencapai analisis yang andal metode ini memerlukan identifikasi waktu dan jumlah tindakan teknis dalam satu siklus, frekuensi tindakan teknis dengan membagi jumlah tindakan teknis dengan waktu dalam satu siklus, durasi total pekerjaan repetitif, yaitu durasi kerja operator selama 1 shift setelah dikurangi dengan waktu istirahat dengan kegiatan lainnya, menentukan actual technical (ATA) dengan mengalikan frekuensi per menit dan total waktu pekerjaan repetitif, melakukan pembobotan (scoring) meliputi faktor kekuatan otot, postur dan gerakan, faktor tambahan, kurangnya periode pemulihan, dan durasi pekerjaan repetitif, dan melakukan perhitungan dengan metode OCRA untuk mengetahui tingkat risiko kerja berdasarkan OCRA Index. Setelah semua analisis dilakukan maka dapat disimpulkan berdasarkan pengolahan data menggunakan metode OCRA terjadi penurunan nilai indeks, dari sebelum dilakukannya perancangan stasiun kerja, dibandingkan dengan sesudah dilakukannya perancangan stasiun kerja, perubahan terjadi pada OCRA Index tangan kanan dari 2,78 (sebelum dilakukannya perancangan dan masuk dalam kategori perbatasan) menjadi 2,16 (setelah dilakukannya perancangan dan masuk dalam kategori dapat diterima), kemudian perubahan juga terjadi pada OCRA Index tangan kiri dari 1,85 (sebelum dilakukannya perancangan dan masuk dalam kategori dapat diterima) menjadi 1,23 (sesudah dilakukannya perancangan dan masuk dalam kategori optimal).

References


Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo

Helmi, Noor Zairin. 2013. Buku Ajar Gangguan Muskuloskeletal. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Kuswana, Sunaryo, Wowo. 2016. Ergonomi Dan Kesehatan, Keselamatan Kerja. Bandung: Rosdakarya.

Notoatmodjo S. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.

Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya (Edisi Kedua). Jakarta: Guna Widya.

Occhipinti, Enrico. 2010. OCRA Indeks Ringkas Untuk Penilaian Paparan Gerakan Berulang Pada Tungkai Atas. London. UK: Univ Degli Studi di Milano.

Occhipinti Enrico., and Collombini Daniela., 2006. Repetitive actions and movements of the upper limbs. In Karwowski W (ed): Handbook of Standards and Guidelines in Ergonomics and Human Factors. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates.

Purwaningsih, Ratna. 2007. Buku Ajar Ergonomi Industri. Semarang: UNDIP

Ridley, J. 2009. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Erlangga.

Rijanto BB, 2011. Pedoman Pencegahan Kecelakaan di Industri (Edisi 1). Jakarta: Mitra Wacana Media.

Santoso, G. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan dan Lingkungan. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Tarwaka, Bakri, Solichul, H, A, Sudiajeng, Lilik. 2004. Ergonomi, Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.

Tarwaka. 2010. Ergonomi Industri. Surakarta: Harapan Press.

Tarwaka, 2015. Ergonomi Industri : Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Solo: Harapan Press Solo.

Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: Guna Widya.

Debrina Puspita Andriani, dan Sugiono. (2016). Penjadwalan Waktu Istirahat Optimal Untuk Mengurangi Risiko Musculoskeletal Disorders Berdasarkan OCRA Index. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol 15 (2). hlm. 157-167

Erlinda Muslim, dan Enny Roosary. (2007). Penerapan Metode OCRA Untuk Pengurangan Resiko Masalah Ergonomi Dan Gangguan Muskuloskeletal Di Lini Packaging Detergen PT. X. Jurnal Teknologi, Edisi No 03. hlm. 231-239

Asterina Febranti, Rafli Indrawan, dan Arie Desrianty. (2018). Usulan dan Rancangan Simulasi Perbaikan Stasiun Kerja JSW 2000 Menggunakan Metode Occupational Repetitive Action (OCRA) Index. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol 15 (2). hlm. 1-9

Eriko. (2017). PENILAIAN RISIKO GANGGUAN REPETITIVE STRAIN INJURY (RSI) MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) INDEX (Studi Kasus : UD Marning Jagung Cahaya). (Skripsi). Fakultas Sarjana Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.