KETERKAITAN KONSEP SLOW LIVING DENGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DI TENGAH MODERNISASI

ndaru ranuhandoko

Abstract


Media sosial pada saat ini tengah diramaikan dengan konsep gaya hidup slow living. Konsep slow living merupakan konsep hidup yang menekankan gaya hidup santai dan sederhana. Konsep hidup Slow living dapat mendorong pola pikir untuk hidup dengan penuh kesadaran diri yang pada akhirnya membuat merasa hidup lebih bahagia. Kemunculan konsep hidup slow living menjadi kontradiksi dengan hidup yang berjalan serba cepat, namun karena konsep slow living lebih banyak orang berkelas yang menerapkan dan menunjukkannya pada media sosial, sehingga terlihat bahwa pola hidup slow living merupakan gaya hidup yang membutuhkan banyak tabungan dan mahal untuk di terapkan. Dasar konsep slow living mengajak untuk melambatkan ritme hidup hal ini diharapkan dapat mengurangi stres dan lebih menikmati hal-hal sederhana secara sadar. Konsep slow living kerap di pandang jadi gaya hidup eksklusif dan membutuhkan banyak simpanan uang. Tapi pada kenyataannya, konsep slow living dapat diterapkan dan diadaptasi bagi siapa saja dan semua kalangan. Dari latar belakang ekonomi gaya hidup slow living ini bukan hanya untuk orang yang memiliki banyak tabungan, nyatanya sudah diterapkan pada Masyarakat Kampung Naga dan sudah berlangsung lama. Dalam penelitian ini terdapat environment dan bangunan kuno tapi bersahaja pada Kampung Naga yang menarik jika dijadikan objek fotografi, dengan salah satu jenis fotografi yang popular yaitu Fotografi Arsitektur dengan bangunan rumah kuno Kampung Naga sudah jarang ditemui di era modern ini. Objek foto environtment Kampung Naga tentunya menjadi surga bagi pecinta fotografi dengan environment warisan leluhur. Tujuan penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, studi pustaka, serta analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menjelaskan bahwa Masyarakat  Kampung Naga sampai di era modernisasi ini, masih hidup dalam tatanan yang diliputi suasana kesahajaan dan lingkungan kearifan tradisional yang lekat. Nilai budaya lokal yang terdapat di Kampung Naga adalah terdapatnya sejumlah pantangan (tabu) yang terbagi kedalam tiga jenis tabu yaitu: 1) Tabu Ucapan, 2) Tabu Perbuatan, dan 3) Tabu Benda, tabu benda yang di implementasikan di dalam kehidupan sehari-hari dengan tidak menggunakan listrik dan elektronik yang menggunakan listrik (kecuali baterai). Hasil penelitian ini dapat dijadikan pembuktian bahwa konsep hidup slow living sebagai penyeimbang hidup bagi Masyarakat modern di tengah pesatnya perubahan zaman yang kini serba instan. Di tengah kehidupan yang modern terdapat kemajuan teknologi dalam bersosial dan cara cepat bertransaksi dan berpindah tempat.


Keywords


Slow living, Kampung Naga, Fotografi Arsitektur, modernisasi.



DOI: https://doi.org/10.30998/vh.v7i2.10805

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2025 ndaru ranuhandoko

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.


Sekretariat Pengelola:
Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Indraprasta PGRI

Alamat : Kampus A Unindra, Gedung 1 lantai 2.
Jl. Nangka No. 58 C (TB. Simatupang), Kel. Tanjung Barat, Kec. Jagakarsa, Jakarta Selatan 12530
Telp. (021) 7818718 – 78835283 Fax. (021) 29121071

View My Stats

 

Creative Commons License
Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.