Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Spare Part Dengan Metode Probabilistik Model Q – Back Order dan Q – Lost Sales Pada PT Astra International Tbk Tso Auto2000 Gdc
Abstract
PT Astra International Tbk - Tso Auto2000 Gdc adalah jaringan jasa penjualan, perawatan, perbaikan dan penyediaan suku cadang Toyota. Permasalahan yang dialami perusahaan yaitu jumlah ukuran pemesanan yang belum optimal, jumlah pemesanan kembali yang belum optimal, dan tingginya biaya persediaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan dan pengendalian persediaan yang tepat untuk diterapkan PT Astra International Tbk - Tso Auto2000 Gdc dan untuk meminimalkan biaya persediaan yang efisien, sehingga kegiatan bisnis jasa penjualan perawatan perbaikan dan penyediaan suku cadang perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Metode yang digunakan adalah Probabilistik Model Q – Back Order dan Q – Lost Sales untuk meminimalisir pemesanan mendadak dan kehilangan penjualan yang dapat menimbulkan biaya persediaan yang lebih besar dari pemesanan normal yang dilakukan perusahaan. Data yang digunakan yaitu data penjualan spare part tahun 2019 dan data biaya persediaan yang mencakup biaya simpan, biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya kekurangan persediaan lalu dilakukan pengujian distribusi untuk data kebutuhan spare part pengujian distribusi data diperlukan untuk mengetahui data yang akan digunakan berdistribusi normal, pengujian distribusi menggunakan metode uji Kolmogorov smirnov. Untuk pengolahan data dilakukan terlebih dahulu peramalan permintaan spare part dengan beberapa metode yaitu regresi linier, single moving average, weighted moving average, single moving average. Diketahui metode peramalan Single Moving Average 3 memiliki nilai kesalahan terkecil dengan nilai MAD sebesar 87.00, MSE sebesar 1208.78 dan nilai MAPE sebesar 59.03. Peramalan kebutuhan spare part dengan menggunakan metode Single Moving Average 3 menghasilkan nilai kesalahan terkecil dibandingkan dengan metode lainnya serta grafik hasil peramalan kebutuhan spare part mengikuti pola data penjualan. Dan perhitungan parameter biaya persediaan dengan nilai total kebutuhan 1.280 pcs, rata-rata kebutuhan 142 pcs/bulan, biaya pembelian Rp. 93.150/pcs, biaya pemesanan Rp. 1.000/pesan, biaya simpan Rp. 1863/pcs/bulan, biaya kekurangan persediaan Rp. 700/pcs, dan lead time 2 hari. Hasil dari penelitian ini yaitu perbandingan tiga perhitungan ongkos total biaya persediaan yang dimana kebijakan perusahaan memiliki biaya yang paling tinggi dengan nilai Rp. 119.365.251/tahun dengan jumlah ukuran pemesanan (Q) 12 pcs dan jumlah pemesanan kembali (r) 9 pcs sedangkan model Q dengan kebijakan back order memiliki nilai Rp. 119.333.985 dengan jumlah ukuran pemesanan (Q) 28 pcs dan jumlah pemesanan kembali (r) 8 pcs, dan model Q dengan kebijakan lost sales yaitu Rp. 119.333.726 dengan jumlah ukuran pemesanan (Q) 28 pcs dan jumlah pemesanan kembali (r) 8 pcs. Ini menunjukkan bahwa metode probabilistik model Q dengan kebijakan Lost Sales dapat menghasilkan total biaya yang rendah dan dapat menghasilkan jumlah ukuran pemesanan (Q) dan jumlah pemesanan kembali (r) yang optimal.
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.30998/.v2i2.3938
Refbacks
- There are currently no refbacks.